AJAK ANAK BERBICARA EMPAT MATA

Pola Asuh
Dalam membina komunikasi dengan buah hati, banyak cara yang dapat kita tempuh. Salah satunya berbicara empat mata dengan anak. Tentu saja cara komunikasinya pun dalam balutan bahasa anak-anak. Hanya saja, pemikirannya yang diajak untuk dewasa.
Baiklah, untuk Tips Asuhan Cerdas kali ini saya akan membahas mengenai pentingnya berbicara empat mata dengan anak, semoga dapat menambah wawasan tentang Pola Asuh yang Anda terapkan pada anak selama ini, yuuuuuuukkkk...

1. Mengapa Harus Empat Mata
Ayah, Bunda, selalu ada saja yang diperbuat anak dalam menjalankan kehidupan masa kanak-kanaknya. Bertengkar dengan teman atau saudara, membolos sekolah, main tanpa kenal waktu, suka marah, dll, semua itu adalah bumbu-bumbu dunia mereka. Selama tidak terlalu membahayakan dan wajar-wajar saja, kita bisa santai tapi serius dalam menanganinya. Tetapi, jika sudah ada tanda-tanda ke arah keseriusan perilaku negatif, perlu kita ambil jalan tegas.
Nasihat yang sudah biasa kita terapkan, seperti berbicara di depan keluarga, atau duduk berdampingan sambil nonton TV atau beraktifitas lain, terkadang kurang efektif. Anak bisa saja mengalihkan perhatian ke hal lain. Bahkan mungkin dia menutup rapat-rapat telinganya atau matanya berwisata kemana-mana. Terkadang malah anak berlalu, pura-pura sibuk dengan dunia kanak-kanaknya. Oleh karena itu, kita ajak dia berbicara dengan cara yang lebih ampuh. Ya, berbicara empat mata !
Sebaiknya, jangan libatkan pihak ketiga. Anak akan merasa dihakimi jika banyak orang yang terlibat untuk berbicara dan menasihatinya. Bahkan, dia bisa bingung, omongan siapa yang akan dia dengarkan. Jika anak dirasa sudah saatnya diajak omong serius, pilih salah satu, Ayah atau Bunda. Akan tetapi, sebelumnya harus ada kompromi orangtua tentang visi dan misinya untuk melakukan bicara empat mata. Buat kesepakatan pemecahan problem anak. Jangan sampai orangtua saling tuding dan saling menyalahkan jika ada problem lanjutan. Jika jurus empat mata yang dilakukan Ayah belum berhasil, lain waktu ganti Bunda yang maju.

2. Kiat Berbicara Secara Dewasa
Panggil anak, gandeng dia, dan ajak duduk di kursi, berhadap-hadapan, dan berbatas meja. Kita ajak dia bicara empat mata. Sekali-kali kita harus menerapkan teknik ini. Jika anak sedang ada masalah yang membutuhkan perhatian khusus, kita bisa leluasa melontarkan pertanyaan padanya. Arahkan anak untuk selalu memandang kita. Tatap matanya dengan serius, tapi tidak dengan tatapan yang menyeramkan lho (hehehhe...). Tentu dia akan bersikap lebih serius dari biasanya. Anak juga akan berusaha menjawab semua pertanyaan kita dengan sungguh-sungguh. Ya, sedikit kita paksa berbicara secara dewasa. Tentu saja ini kita lakukan demi kebaikan dan perkembangan buah hati.
Pola Asuh
Katakan sejujurnya apa yang Anda rasakan dan harapkan. Selanjutnya minta dia juga berbicara sejujur-jujurnya tentang apa yang telah dia perbuat, apa yang diinginkan, apa yang dirasakan, apa yang disukai, mengapa tidak suka, dan lain sebagainya. Ajak anak membahas dan mencari solusi terbaik bagi segala persoalan secara dewasa dan jujur. Buatlah kesepakatan bersama.
Tidak hanya perilaku menyimpang yang kita perhatikan, hal-hal lain yang menyangkut dunia anak pun dapat kita jadikan bahan diskusi. Entah itu hobinya, kemauan untuk mempelajari sesuatu, dll.
Tentu saja kita bisa menemukan perilaku-perilaku lucu anak kita ketika kita ajak berbicara empat mata. Jika anak mulai mengalihkan perhatiannya, kita pegang tangannya dan arahkan agar anak benar-benar merespons kata-kata kita. Dalam hal ini, kita juga harus pandai-pandai mengekspresikan wajah dan intonasi bicara kita.
Tiap anak memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda. Untuk itu, sebaiknya kita amati terlebih dahulu anak kita, selanjutnya putuskan siapa yang lebih cocok untuk berhadapan dengan anak. Ayah atau Bunda? Biasanya Ayah cenderung lebih keras, tapi terkadang Bunda juga bisa hilang kesabaran menghadapi ulah anak. Tahan dan kendalikan selalu emosi Anda. Percayalah, kelembutan dapat meruntuhkan perilaku apa pun yang menjengkelkan, asal dilakukan dengan serius.
Bagaimana Ayah dan Bunda? Sudah siapkah untuk berbicara empat mata dengan anak? Pasti sudah siap donk, atau mungkin Ayah dan Bunda sudah sering melakukannya? 
Semoga Tips Asuhan Cerdas ini bermanfaat bagi Anda. Saya dengan senang hati apabila Ayah dan Bunda bersedia untuk berbagi dengan saya tentang pola asuh yang berkualitas disini. :)