MENGENALI TANGISAN ANAK

Dalam perjalanan mengasuh anak, pastilah kita sering mendapati anak menangis. Sudahkah Anda mengenali tangisan Si Buah Hati? Hmmm...khususnya bagi pasangan yang baru dikaruniai seorang anak. Saya yakin Anda tertarik untuk menyelidiki, mengetahui apa arti dari tangisan anak Anda. Maka dari itu, untuk mengetahuinya tentulah dengan membiarkan terlebih dahulu ketika anak Anda menangis, lalu kita mulai pelan-pelan menyelidikinya. Sungguh tidak bijak kalau kita terburu-buru memarahinya.
Biasanya, tangisan anak dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis, yaitu tangisan sedih, sakit, manja, pura-pura, dan tangisan yang terkadang menjengkelkan. Baiklah, kali ini saya akan berbagi sedikit Tips Asuhan Cerdas mengenai tanda-tanda sebuah tangisan agar Anda lebih bisa menginterpretasikan tangisan anak Anda, dengan harapan agar kita semua mampu bertindak lebih bijak dalam menghadapi anak ketika dia menangis, yukk simak di bawah ini, cekidot....
1. Tangisan Sedih
Anak yang sedang bersedih biasanya tangisannya terdengar sesenggukan dan sulit berhenti maupun dihentikan. Air matanya pasti keluar, semakin sedih semakin deras pula air mata yang mengalir.
Biarkan anak menangis sepuasnya, kemudian kita peluk erat dia. Pelan-pelan kita tanya apa yang membuatnya menangis. Biasanya jawaban anak kelihatan spontan dan dengan nada yang terbata-bata. Nah, disinilah tugas kita untuk segera menghibur dan membesarkan hatinya.
Kebanyakan, kesedihan anak disebabkan oleh beberapa hal, seperti kehilangan mainan, diejek teman, binatang peliharaannya mati, nilai raportnya jelek, bajunya sobek, dll. Biasanya hal demikian cukup membuatnya sedih.

2. Tangisan Sakit
Anak yang menangis karena sakit lebih mudah untuk dideteksi dan diatasi. Kita bisa bujuk dia untuk main ke rumah dokter yang ramah, atau bisa juga kita obati dengan persediaan yang ada dirumah.
Perlu ditekankan pada anak bahwa semua orang pernah mengalami sakit, dalam kasus tertentu (shock therapy) dapat juga kita menunjukkan pada anak orang yang mengalami sakit parah lebih darinya, tujuannya agar anak bisa bersyukur atas dirinya, kemudian jangan lupa, ajari anak untuk mendoakan mereka agar cepat sembuh.
Selain hal di atas, penting bagi kita untuk memberikan perhatian yang ekstra pada anak ketika sakit, dan kita pantau secara rutin keadaannya. Ajari pula pada anak untuk berusaha menahan sakit, karena disini secara langsung kita juga mengajarkan anak tentang kesabaran.

3. Tangisan Manja
Tangisan manja biasanya banyak jedanya, dan terdengar merengek-rengek. Sering kali diikuti dengan berbagai argumen, permintaan, dan omelan-omelan anak. Air matanya tidak keluar, namun terlihat berkaca-kaca. Jika terjadi seperti ini, kita sebagai orang tua harus pandai bersiasat. Tanyakan dulu apa keinginannya, kalau anak minta sesuatu yang penting dan bisa diajak kompromi, kita turuti saja. Namun, kalau anak minta yang aneh-aneh alangkah lebih baik kita berikan pengertian padanya. Biasanya, tangisannya belum berhenti, dan kalau itu terjadi bisa kita meninggalkannya sejenak dan memberikan waktu baginya untuk berpikir. Toh kalau sudah capek, anak akan berhenti menangis dengan sendirinya.
Ajari anak untuk tidak mudah menangis karena hal-hal yang sepele, buatlah anak Anda menjadi pribadi yang tahan banting dan tidak cengeng.

4. Tangisan Pura-Pura
Tangisan ini membutuhkan eksplorasi mendalam. Apakah anak sedang berpura-pura sedih, sakit, manja, atau bisa jadi hanya "akting". Sebaiknya kita selidiki, kita intip dulu si anak. Kita bersembunyi sambil mengawasi anak bagaimana tangisannya ketika tidak ada kita. Bisa jadi, sewaktu kita bersembunyi anak menangis sambil tertawa, menangis lalu melepaskan tangan dari perut atau pipi, atau menangis sambil mencibirkan bibir. Namun, kita juga perlu berhati-hati terhadap anak yang aktingnya bagus, hal ini bisa benar-benar mengecoh kita. Maka dari itu, pintar-pintarlah menjadi orang tua.
Anak yang pandai menangis, bisa kita arahkan dia untuk masuk sanggar teater, siapa tahu dengan bakat alaminya anak akan menjadi aktor terkenal, hehehehehehe.

5. Tangisan Menjengkelkan
Terkadang kita dihadapkan pada anak yang benar-benar membuat kita harus "memanjangkan usus". Pernah saya melihat ada anak yang menangis sejadi-jadinya karena minta uang jajan terus-menerus, ada pula yang menangis keras karena minta makanan atau mainan yang dibawa orang lain. Masih banyak tangisan yang cukup membuat jengkel orang tua.
Sebagai orang tua, kita harus mampu mengarahkan anak yang demikian. Kalau tidak diarahkan dan dibiarkan, bisa jadi anak akan menjadi menjengkelkan pula bagi lingkungannya. Nasihat yang berkesinambungan dan terus-menerus sangat diperlukan bagi anak yang demikian, terutama dalam hal perhatian. Pada taraf yang sudah keterlaluan, sanksi pun perlu diberlakukan agar ada efek jera. Namun, untuk sanksinya sebisa mungkin hindari yang penuh kekerasan, baik fisik maupun verbal. Mudah-mudahan dengan berbekal kasih sayang semua akan teratasi dengan baik.

Nah...bagaimana dengan buah hati Anda? Saya yakin sebagian besar dari Anda sudah mengenali dan memahami kebiasaan menangisnya, karena Anda adalah orang tua yang sangat peduli terhadap perkembangan anak Anda. Apabila sudah mengetahui jenis tangisan anak, pastilah dengan mudah bagi kita untuk mengatasinya.

Baiklah, ini Tips Asuhan Cerdas yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat bagi Anda, terutama para pasangan suami istri yang baru saja dikaruniai seorang anak, dan apabila dalam pembahasan kali ini terdapat kekurangan, saya dengan senang hati apabila Anda bersedia untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya disini :)